Oleh: Beni CF. Bam, Aktivis PMKRI
Secara keseluruhan system pendidikan kita masih mengunakan system barat dimana setiap ganti presiden selalu berubah kurikulum, itu menunjukan bahwa kita sedang mencari format yang menurut Negara bisa terapkan secara menyeluruh dan beragam.
Masa depan pendidikan di mare dan nasib rakyat akan di tentukan oleh apa yang kita tabur hari ini, kalau hari ini kita menabur pendidikan yang salah maka masa depan dan nasib rakyat akan jadi hampa diatas tanahnya. yang kita alami semua jalur perjuangan di tutup, mulut di jahit, suara di bisukan, mata dibutakan seolah tiada harapan yang pasti di penghujung senja. mungkin satu jalan kita menabur lewat pendidikan juga tekun dalam doa karena setiap doa menunjukan harapan dimana Tuhan pasti memperhitungkan setiap tetesan air mata di negeri ini.
Corona Virus telah membuat semua orang di Papua Barat takut dan akhirnya pulang kampung, hal ini membuat saya untuk tergerak serta berkunjung ke sejumlah kampung di distrik Mare Kabupaten Maybrat, Papua Barat. selain berkunjung saya juga mengumpulkan sejumlah generasi muda untuk berdiskusi ternyata banyak problematika yang di temukan di lapangan disitulah tawa, kegelisahan, keresahan, kerinduan, juga air mata yang terus membusuk di setiap batin masyarakat juga pemuda disetiap kampung. Mungkin ini ujian dosa terberat bagi seluruh masyarakat di distrik mare karena setiap perjuangan baik janji manis politik semua telah sirnah di mata Pemerintah.
Saya tidak ambil masalah umum tentang maybrat tetapi tulisan ini akan mengulas masalah-masalah khususnya masalah pendidikan seputar Distrik Mare Kabupaten Maybrat dimana masalah-masalah tersebut membuat keresahan rakyat seolah tiada harapan tentang masa depan dan nasibnya diatas tanahnya. masalah tersebut misalnya Politik, Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Kesejateraan umum lainnya. Semua memiliki hubungan atau kait menkait antara satu dan yang lain.
Distrik Mare memang salah satu dari sekian Distrik di Ibu Kota Kabupaten Maybrat yang menyimpang sejuta hasil alam, salah satu Distrik ini tentu menjadi peluang perebutan tiga Kabupaten diantaranya Kabupaten Maybrat, Kabupaten Sorong dan Kabupaten Tambrauw, peluang SDA pun menjamin masa depan rakyat mare. Tetapi banyak kendala memukul balik, semestinya ada kesadaran serta kebijakan dari pemimpin di tingkat Kabupaten, Distrik juga kampung untuk melakukan evalusasi secara menyeluruh, terutama bidang Politik karena masalah politik mengakibatkan pendidikan terkendalam, seperti, Guru di angkat jadi kepala distrik itu realitas politik papua khususnya di maybrat contoh kasus lain saya ambil pendidikan di yayasan jika biasanya yayasan memberikan SK untuk kepala sekola berdasarkan pertimbangan kajian dilapangan tetapi pemerintah merekomendasikan yang lain berdasarkan kerja politik.
Jadi, melihat kondisi hari ini sepertinya belum ada optimis dengan masa depan pendidikan di mare, tidak ada kemajuan di bidang pendidikan tentunya akan mengganggu suatu daerah tersebut dan itu akan menjadi ancaman berat bagi Negara kesatuan republik Indonesia. Konsep Romo Mangun menawarkan gagasannya tentang pendidikan ada dua hal yang cukup koprehensif, Pertama, pendidikan itu bersifat multidimensional, berdimensi banyak. Kedua Pendidikan juga harus mencerdaskan kehidupan dengan memberikan kebebesan para anak didik. Karena mereka buka tabulan rasa yang harus di isi dengan komando, pendiktean, pendisiplinan top-donwn gaya militer dll.
Secara keseluruhan system pendidikan kita masih mengunakan system barat dimana setiap ganti presiden selalu berubah kurikulum, itu menunjukan bahwa kita sedang mencari format yang menurut Negara bisa terapkan secara menyeluruh dan beragam. Sekarang mulai ubah untuk mengembalikan yang lama ke yang baru butuh waktu yang lama karena yang lama sudah berakar.
Dalam revolusi perancis mengingatkan bawa dalam pendidikan harus mulai dari setuasi fitri kebaikan alamiah manusiawi (I’homme naturel), atau pendidikan semestinya menjawab daya efektif dan perangi dasar kemanusiawian (I’honnete home) dalam diri si anak. Pola pendidikan tidak bisa mendiskriminasi siswa dengan memilahkan ruangan kelas 1 A, 1 B, 1 C dan seterusnya. Hal tersebut akan mengganggu perasaan siswa untuk belajar. System pendidikan di jepan tidak pernah memberdakan ruangan atau mendiskriminasi siswa lewat klas melainkan semua siswa dalam kelas yang sama. baik bodok, stengah pintar dan pintar. Tujuannya sama-sama saling memotivasi dengan mewujudkan pendidikan dengan mencerdaskan generasi bangsa.
Oleh karena itu, melihat pendidikan di mare sangat jauh dari harapan terutama kurangnya tenaga guru serta visik bangunan gedung sekola, tidak ada fasilitas buku, pakian seragam semua menjadi masalah dan akhirnya sebagian besar pilih untuk menyekolah anaknya di kota dibandingkan kampung. pada hal dilihat banyaknya guru putra daerah serta berkualitas tetapi faktornya tidak betah di kampung pedelaman papua barat, ada yang malas mengaja memilih tinggal di kota. Satu SD hanya satu guru dia habisi waktu mengajar dari kelas satu sampai kelas enam, terkadang dia membagikan waktu ada yang sekolah pagi ada yang sekolah sore.
Politik menjadi jurang pemisah antara sesama itu realita politik di maybrat disktrik mare semua kepentingan seolah mengeserkan pendidikan diseluruh pelosok mare sehingga belum ada jalan perdamaian yang di lakukan untuk merangkul semua. Orang mare ikut memberikan sumbangan politik di maybrat bahkan ada orang mare yang di utus ke legislative tetapi sayangnya mereka tidak mampu angkat kepentingan orang mare termasuk pendidikan. Saya belum tahu apakah dari mana mereka berasal?.
Dengan demikian, dari tulisan ini saya ingin memberikan rekomendasi tentang pendidikan bahwa, Pertama, pemerintah harus memberikan perhatian secara keseluruhan serta mengevaluasi pendidikan di seluruh pelosok Maybrat terutama fasilitas penunjang juga bangunan fisik yang menurut saya belum sesuai. Kedua, dari pendidikan orang mare bisa lihat dunia maka mulai pemimpin di tingkat Distrik, seluruh tokoh duduk untuk lihat kembali arah dan masa depan pendidikan di mare saat agar besok tidak terjadi penurunan mutu perasaingat secara positif. Semoga.
Penulis adalah Mahasiswa Mare di Jayapura juga Ketua Presidium PMKRI Cabang Jayapura priode 2017-2019
Posting Komentar